Halo, apa kabar? Semoga semuanya selalu dalam keadaan sehat, ya. Percobaan berkebun dalam pot ala-ala kali ini adalah... (drumroll please) tanaman okra! Saya pertama kali mendengar kata "okra" saat menonton film fiksi ilmiah Interstellar tahun 2014. Singkatnya, pada awal film dijelaskan bahwa bumi yang semakin tidak layak huni sedang dilanda krisis pangan dan untuk bertahan hidup umat manusia harus bertani. Sementara itu, badai debu dan bencana hawar terus menghancurkan ladang pertanian. Okra dan jagung adalah dua tanaman pangan yang tersisa untuk umat manusia, sebelum akhirnya okra terkena serangan hawar dan menyisakan jagung menjadi satu-satunya tanaman pangan yang bisa bertahan. Namun, keadaan bumi semakin memburuk dan jagung pun ikut terancam. Salah satu harapan terakhir adalah dengan mencari planet lain yang bisa ditinggali manusia. Sungguh film yang begitu epik dan keren sekali!
Saya pun menjadi penasaran dan merasa sedikit ketinggalan zaman. Sejenis tanaman apakah okra hingga disebutkan dalam sebuah film besar Hollywood? Bagaimana rasanya? Bisa didapatkan di mana, ya? Baiklah, saya memutuskan berselancar di dunia maya untuk menggali informasi mengenai tanaman ini.
Okra atau bendi dengan nama ilmiah Abelmoschus esculentus adalah sejenis tumbuhan berbunga dari famili Malvaceae atau kapas-kapasan yang menghasilkan buah (polong) untuk dikonsumsi. Tumbuhan ini memiliki nama lain okro, gumbo dan lady's fingers karena bentuknya menyerupai telunjuk wanita dengan ujung runcing (tapi sepertinya lebih mirip jari penyihir ya, hehe). Asal tanaman ini sendiri masih diperdebatkan, sebagian mengatakan dari Asia Selatan dan sebagian lainnya mengatakan dari Afrika Barat. Namun, okra diyakini berasal dari suatu wilayah di Abissinia kuno atau yang kini dikenal dengan Ethiopia, lalu menyebar menuju Arab, Afrika Utara, timur Mediterania dan India. Bangsa Mesir dan Moor membudidayakan okra pada abad ke 12 dan ke-13, sementara okra tiba di Amerika Serikat sekitar abad 17. Kini, okra sudah ditanam di hampir seluruh belahan dunia yang beriklim tropis dan sub-tropis. Okra juga dikenal luas di negara-negara Asia Tenggara, tetapi kurang begitu dikenal di Indonesia. Terlepas dari tekstur buahnya yang berlendir saat dimasak, okra banyak digemari masyarakat dunia karena sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Tahun 2015 lalu, saya beberapa kali menemukan okra segar di pasar swalayan di Jakarta. Karena suatu dan lain hal, saya malah lupa untuk membelinya. Kebetulan pada awal 2016, saat sedang asyik mengecek Instagram, ada unggahan penjual benih yang muncul di linimasa saya. Wah, biji okra! Langsung saja, saya pesan dua varietas okra dan berbagai benih lainnya. Saya pun tidak sabar untuk menanamnya. Akibat intensitas hujan pada bulan Januari masih tinggi, saya menunda penyemaian hingga pertengahan Februari.
Lahan rumah yang sangat sempit tentunya tidak menjadi penghalang bagi pekebun pemula seperti saya, apalagi okra dapat ditanam dalam pot dan tidak mengambil banyak ruang. Menurut penjual, okra yang saya beli termasuk kultivar dwarf, sehingga sangat cocok untuk ditanam di pot. Sebelum proses penyemaian dimulai, biji direndam lebih dulu dalam air selama ± 12 jam. Lalu, siapkan media tanam yang akan digunakan, saya pribadi menggunakan media tanam siap pakai dan rockwool. Karena tidak punya wadah semai (seedling tray), saya menyemai benih di pot kecil yang tersedia di rumah saja, asalkan terhindar dari serangan kucing-kucing Mama. Satu benih masing-masing ditanam dalam satu pot. Pesemaian dapat diletakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari cukup, sebab suhu tanah yang hangat akan membantu proses perkecambahan biji. Namun, pesemaian tersebut harus tetap terlindung dari terpaan air hujan dan angin kencang. Biji okra akan berkecambah dalam waktu sekitar 5-10 hari.
Sebelah kiri adalah bibit okra merah, sementara yang kanan adalah okra hijau |
Bibit okra yang telah mencapai tinggi 15 cm atau telah memiliki empat daun sejati dapat dipindahkan ke pot atau polybag dengan diameter minimum 25 cm. Saat transplantasi bibit, pastikan tidak melukai atau merusak akar. Gunakan campuran tanah gembur, kompos, pupuk kandang dan sekam; pastikan media tanam ini memiliki aerasi dan drainase yang baik. Okra sangat cocok pada jenis tanah geluh dan berpasir, maka hindari tanah lempung atau lengket karena bersifat kurang porous. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada temperatur antara 25-35°C dan membutuhkan sinar matahari penuh setidaknya enam jam setiap hari untuk dapat berbuah. Oleh sebab itu, letakkan pot di tempat terbuka yang tidak ternaungi. Siram sebanyak dua kali sehari, kecuali saat hujan. Okra sangat tahan terhadap cuaca panas dan kekeringan, tetapi tidak tahan genangan air.
Meskipun akan tumbuh baik-baik saja di kebun dengan tanah yang kaya nutrisi, tanaman okra yang ditanam dalam pot tetap memerlukan nutrisi tambahan dari pemupukan berkala. Mulai usia empat minggu, tanaman sudah dapat diberikan pupuk kandang dan kompos setiap satu bulan sekali. Pupuk rilis lambat seperti NPK, guano, dan pupuk lainnya dengan kandungan fosfor dan kalium tinggi dapat diberikan setiap dua minggu sekali sesuai dengan petunjuk penggunaan. Begitu pun dengan pupuk daun yang dapat disemprot setiap satu minggu sekali.
Tanaman okra juga tidak terlepas dari hama dalam famili kapas-kapasan, yakni penggerek buah dan pucuk (Earis vittella), penggerek buah (Helicoverpa armigera), ulat penggulung daun (Sylepta derogata), wereng kapas (Amrasca biguttula biguttula), dan hama yang biasa dijumpai pada tanaman lainnya, seperti kutu kebul (Bemisia tabici), kutu daun (Aphis gossypii), kutu putih (Phenacoccus solenopsis), tungau laba-laba merah (Tetranychus urticae), serta nematoda puru akar (Meloidogyne incognita). Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh cendawan antara lain rebah kecambah, layu fusarium, embun tepung, dan bercak daun. Dua tanaman okra yang saya tanam masing-masing terkena serangan nematoda yang mengakibatkan pertumbuhannya tidak normal dan bercak daun menyebabkan daun cepat menguning dan gugur. Karena serangan cukup parah dan sama sekali tidak menggunakan pestisida, maka keduanya terpaksa dicabut dan dibuang.
Untuk kultivar dwarf, tinggi okra hanya berkisar 1-1,2 meter sehingga tidak perlu dilakukan pemangkasan tanaman. Okra akan mulai berbunga memasuki usia dua bulan, walaupun pada awalnya bunga akan mengalami kerontokan. Bunganya sangat cantik, berbentuk terompet dan berwarna putih kekuningan dengan warna merah keunguan di tengahnya. Sekilas mirip dengan kembang sepatu, wajar saja sih karena mereka memang masih satu famili. Bunga hanya mekar pada pagi hari dan akan menutup lalu rontok setelah terjadi penyerbukan pada hari yang sama. Jangan khawatir, okra termasuk tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri jadi kita tidak perlu repot membantu proses penyerbukan. Kemudian, bakal buah berwarna hijau akan muncul dari balik bunga yang kering. Pada hari kedua, bakal buah okra merah akan mulai berubah warna menjadi kemerahan. Buah muda dapat dipanen pada 4-6 hari setelah berbunga dengan panjang polong ideal sekitar 7-11 cm. Jangan sampai terlambat untuk memetik karena polong akan menjadi berserabut, hambar, dan terlalu keras untuk dikonsumsi. Okra harus dipanen secara berkala setiap dua hari sekali agar tanaman selalu produktif. Gunakan pisau atau gunting tajam untuk memanen. Beberapa orang mungkin akan membutuhkan sarung tangan saat memetik karena daun dan polong okra memiliki bulu-bulu halus yang dapat mengiritasi kulit.
Okra segar cenderung mudah rusak apabila disimpan terlalu lama. Polong tidak dapat bertahan lebih dari tiga hari di dalam lemari pendingin, sehingga begitu dipanen harus segera dikonsumsi. Okra telah lama populer sebagai makanan sehat karena memiliki kandungan serat, vitamin A, B, C, K dan asam folat yang tinggi. Serat yang tinggi membantu menstabilkan gula darah dalam tubuh dan menurunkan resiko kerusakan ginjal, sehingga baik untuk dikonsumsi pejuang diabetes. Okra dapat pula digunakan untuk mengobati masalah pencernaan. Polisakarida yang terdapat dalam polong okra muda sangat baik untuk lambung dan mampu menurunkan kadar kolesterol, begitu pun dengan serat yang ditawarkan okra membantu membersihkan sistem usus besar agar dapat berfungsi secara efektif. Mineral penting, seperti zat besi, kalsium, kalium, mangan, dan magnesium juga ditemukan dalam okra. Selain untuk kesehatan, okra juga bermanfaat untuk kecantikan karena mengandung antioksidan tinggi. Sebenarnya masih banyak sekali kebaikan okra bagi tubuh, namun rasanya tidak cukup untuk ditulis semua dalam postingan ini.
Lalu, apa sih perbedaan okra merah dengan hijau? Selain dari warna, tidak ada perbedaan yang mencolok. Keduanya memiliki rasa dan khasiat yang sama. Bahkan saat dimasak, polong okra merah akan berubah menjadi hijau. Namun, okra merah mentah dapat ditambahkan untuk menambah warna pada hidangan. Polong okra muda dapat dimakan mentah dan dijadikan berbagai olahan masakan, misalnya direbus, dipanggang, ditumis, digoreng, dibuat sup, acar dan salad, serta cocok untuk dicampur bersama sayuran lainnya. Lendir berupa polisakarida yang terkandung dalam okra dapat berfungsi sebagai bahan pengental masakan dan pengganti putih telur. Okra juga dapat disajikan sebagai minuman, seperti jus, smoothie, dan infused water. Favorit saya tentu saja dimakan langsung dan infused water. Wah, rasa okra yang baru dipetik ternyata sangat segar, renyah dan sedikit manis! Dibuat goreng tepung pun enak. Memasak okra tidak boleh terlalu lama karena akan menyebabkan okra semakin lembek dan berlendir. Selain itu, hindari memasak okra di peralatan yang terbuat dari tembaga, besi dan kuningan. Reaksi yang terjadi antara okra dan logam tersebut akan mengakibatkan warna polong memudar dan menggelap.
Untuk memanen benih okra, tunggu sampai musim tanam berakhir. Kultivar dwarf mampu bertahan antara 6-8 bulan. Biarkan polong hingga menua dan mengering di pohon, biasanya polong ditandai dengan warna coklat, keras dan telah retak. Biji pun telah berwarna gelap kehitaman. Petik dan keringkan polong pada udara terbuka di bawah sinar matahari selama beberapa hari. Setelah itu, bersihkan dan pisahkan benih dari kulit dan kotoran lainnya. Benih dapat dikemas dalam wadah atau stoples kedap udara yang telah diberi gel silika. Simpan di tempat yang kering dan sejuk atau dalam lemari pendingin. Benih okra dapat bertahan hingga tiga tahun, meskipun semakin lama tingkat germinasi akan semakin menurun.
Omong-omong, saat lebaran kemarin, ternyata banyak kerabat yang tertarik setelah mendengar segudang manfaat okra dan ingin mencoba menanam di rumah mereka. Syukurlah, saya sudah menyetok benih okra hijau dan merah dari hasil panen sendiri hehehe. Satu bulan setelah itu, saya dikabari bahwa tanaman okra mereka sudah tumbuh. Bahkan dua minggu lalu, saya diberikan satu pot penuh berisi bibit okra hasil panen perdana mereka sebagai balasan terima kasih, katanya. Terharu sekali deh, okra yang saya tanam sudah beranak cucu dan bisa bermanfaat untuk orang-orang. Padahal saya pun menanam okra hanya untuk iseng-iseng saja. Yup, menanam okra memang semudah itu. Meskipun harga okra di pasaran cukup terjangkau (biasanya 10.000 rupiah/pak), tetap saja okra hasil panen sendiri rasanya jauh lebih enak dan segar ketimbang membeli di pasar. Kadang-kadang okra yang dijual sudah layu, alot dan sangat hambar. Apalagi, di rumah bisa langsung petik sendiri. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, menanam okra di rumah!
Sumber:
- Okra, or "Gumbo," from Africa
- Okra si Lady's Finger - Ditlin Hortikultura
- Okra in the Garden - Utah State University (pdf)
- Growing Okra in the Home Garden - Amazon S3 (pdf)
- Integrated pest management of 12 important pests of okra - Krishisewa
- Nutritional Quality and Health Benefits of Okra (Abelmoschus Esculentus): A Review (pdf)
- Nutritional Quality and Health Benefits of Okra (Abelmoschus Esculentus): A Review (pdf)
0 komentar:
Post a Comment
Hi, I'm more than pleased to read a comment from you. Feel free to comment! :)