Hari gini masih pakai bedak ketiak? Tentu, dong! Layaknya sebagian orang pada umumnya, sejak remaja hingga sekarang saya juga memiliki masalah bau badan akibat keringat berlebih, terutama bau ketiak. Memang sih hal ini bisa terjadi pada siapa saja, sangat manusiawi sekali. Sudah tidak terhitung lagi berbagai jenis deodoran atau anti-perspirant yang digunakan, tapi malah kerap membuat bau ketiak semakin buruk. Belum lagi munculnya noda kuning di bagian ketiak pada pakaian dan aroma parfum dalam deodoran yang terlalu menyengat. Sebagai pengguna setia deodoran, saya pun memutuskan untuk mencoba bedak ketiak tradisional nan jadul yang sudah termasyhur bahkan sebelum saya terlahir di muka bumi ini.
Awalnya saya sempat ragu dengan keampuhan bubuk penghilang bau badan ini. Hmm, memakai bedak di ketiak? Ternyata P.O POWDER M.B.K. sama sekali tidak mengecewakan, kok. Produk ini hadir dalam kemasan plastik berisi bubuk putih menyerupai bedak. Bedak MBK telah diproduksi sejak tahun 1970 dan kini terdapat dalam dua varian, yakni MBK kemasan lama berwarna putih dan kemasan baru berwarna perak. Selain warna kemasan, sepertinya tidak ada perbedaan yang mencolok antara dua varian tersebut. Keduanya memiliki aroma klasik yang segar dan lembut. Namun, menurut saya wangi parfum kemasan perak sedikit lebih kuat. Komposisinya terdiri dari tiga bahan saja, yakni tawas, talk, dan parfum. Bedak ketiak ini juga dapat digunakan oleh pria maupun wanita.
Berdasarkan petunjuk penggunaan, bedak MBK digunakan setelah mandi di atas kulit ketiak yang bersih agar produk berfungsi lebih maksimal. Bagi saya, deodoran dalam bentuk bubuk ini cukup baik menahan bau ketiak lebih lama dibandingkan roll-on atau semprot. Setelah diaplikasikan, aroma ketiak akan cenderung netral dan tidak khawatir akan bertabrakan dengan aroma parfum yang dikenakan. Selain tidak lengket, bedak ini mampu mengurangi keringat berlebih, sehingga terhindar deh tuh dari istilah basket dan burket. Produk ini juga tidak meninggalkan noda gelap pada baju dan tidak menyebabkan kulit ketiak menggelap atau menghitam. Sebagian orang juga memakai bedak ini pada bagian atau lipatan tubuh lain yang banyak mengeluarkan keringat. Sayangnya, saat saya mencoba beberapa kali malah menyebabkan kulit menjadi sangat kering, mungkin karena kulit saya cukup sensitif. Menurut kabar yang beredar, bedak ini bisa juga digunakan untuk mencegah bau kaki, caranya dengan menaburkan bedak pada telapak dan sela-sela jari kaki. Namun, saya pribadi menggunakan bedak MBK hanya di ketiak saja, sesuai petunjuk penggunaan dan fungsinya.
Oh, hindari langsung penggunaan bedak ini sesaat setelah melakukan waxing dan mencukur bulu ketiak, ya. Bahan tawas bisa mengiritasi kulit yang baru saja dicukur. Beri jeda selama beberapa jam hingga satu hari agar kulit ketiak beristirahat.
Kekurangan bungkus kemasan plastik bedak MBK adalah bubuknya dapat berhamburan kemana saja bila tidak diletakkan dengan benar. Saya pun menuangnya ke dalam botol bedak talk kecil, sehingga lebih aman, praktis, dan higienis, terutama saat bepergian. Bagi yang tidak ingin repot, bedak MBK juga mengeluarkan kemasan wadah pot plastik dengan isi yang lebih banyak dan pastinya akan lebih awet. MBK ternyata juga mengeluarkan deodoran bentuk roll on, lo. Saya jadi tertarik deh untuk mencobanya nanti.
Bedak MBK memang tidak sepenuhnya menghilangkan bau ketiak secara permanen, tapi menurut saya cukup ampuh mengurangi bau ketiak yang kurang sedap saat beraktivitas setiap hari. Harganya yang sangat ekonomis dapat terjangkau oleh semua kalangan, dengan 2.500 rupiah kita sudah bisa membawa pulang satu bungkus bedak MBK. Apalagi produk ini mudah ditemukan di warung-warung kecil, toko obat, apotek, swalayan besar, dan toko daring. Untuk satu bungkus bedak dapat bertahan dua hingga tiga minggu dengan pemakaian rutin dua kali sehari. Wah hemat banget, kan? Jadi, tidak ada lagi tuh alasan untuk bau badan tak sedap, ya!
Good 💕
ReplyDelete