Jan 27, 2017

Menanam Melon Korea dalam Pot


Melon korea (Cucumis melo L. var. makuwa) atau dikenal sebagai Chamoe (참외) adalah jenis melon yang biasa ditanam di Korea, Tiongkok dan Jepang. Di Barat, melon ini dikenal juga sebagai oriental melon atau sun jewel melon. Saya sendiri pertama kali berkesempatan mencicipi melon ini saat Korea Festival tahun 2013, maklum dulunya saya kan penggandrung K-pop sejati. Buahnya tidak besar seperti varietas melon yang lain; bentuknya lonjong dengan kulit tipis berwarna kuning serta garis putih membujur di sepanjang buah. Teksturnya renyah dengan rasa yang sangat manis dan unik, kira-kira seperti perpaduan buah pir dengan melon madu (honeydew). Di Indonesia, melon ini masih sulit ditemukan dan biasanya hanya dijual di supermarket asal Korea Selatan. Itu pun tidak tersedia sepanjang tahun loh, tergantung musimnya saja, karena melon ini memang merupakan buah khas musim panas di Korea. Tahun 2015 lalu, saya makin giat mencari biji melon korea di penjual bibit online lokal, namun sayangnya belum ada yang jual. Usai penantian panjang (gak juga deh), akhirnya perjuangan saya tidak sia-sia ☺ Karena saat itu sudah masuk musim penghujan, saya pun terpaksa menunda kegiatan semai benih. Bijinya ternyata lebih imut jika dibandingkan dengan biji suku timun-timunan yang lain.

Cara menanam melon korea sebenarnya sama saja seperti menanam melon pada umumnya. Hanya saja akibat keterbatasan lahan sekaligus ingin mencoba tabulampot (tanaman buah dalam pot) melon, maka saya memutuskan untuk menanam melon korea di pot gantung berdiameter 30 cm. Seharusnya, supaya tanaman melon dapat tumbuh dengan baik memang diperlukan pot yang berukuran besar, minimal berdiameter 40 cm. Karena kebetulan di rumah banyak kucing, pot pun terpaksa digantung untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Biji dapat disemai langsung ke dalam pot berisi media tanam yang terdiri dari campuran tanah, kompos, sekam bakar, dan sekam mentah. Boleh juga tambahkan pupuk kandang, tapi karena sedang kehabisan jadi saya tidak pakai. Oh iya, penyemaian boleh juga dilakukan dengan kapas, rockwool atau kain yang dibasahi. Biji tersebut akan berkecambah dalam kurun waktu 3-10 hari. Bila sudah berkecambah, media tanam jangan sampai terlalu kering atau basah karena bisa mengakibatkan rebah kecambah (damping off).

Bibit melon korea
Tanaman melon butuh sinar matahari penuh sepanjang hari, jadi usahakan tidak menaruh pot di tempat yang ternaungi. Untuk skala komersial, umumnya tanaman melon dipelihara dalam rumah plastik transparan atau diberi paranet. Seperti halnya suku timun-timunan lain, melon korea juga tumbuh menjalar sehingga membutuhkan lenjeran/rambatan. Saya buat yang sederhana saja dari batang bambu yang penting asal jadi gitu (jangan dicontoh ya), tapi ternyata repot harus ikat sana-sini supaya batang tanaman tidak menjalar kemana-mana. Sepertinya lain kali saya akan menggunakan penyangga tanaman saja deh, lebih praktis dan rapi. Penyiraman rutin cukup dilakukan pada pagi dan sore hari. Namun, cuaca Jakarta yang begitu panas belakangan ini menyebabkan media tanam cepat sekali kering dan tanaman menjadi layu, sehingga media tanam harus disiram lebih sering tapi tidak berlebih. Bila memungkinkan, kalian bisa coba buat self-watering container sendiri jadi tidak perlu repot menyiram tanaman setiap saat, terutama pada musim panas.

Pemangkasan (pruning) pada tanaman melon dapat dilakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas hasil buah. Sayangnya karena saya kurang mengerti teknik pemangkasan, maka saya lewati tahap ini dan membiarkan cabang-cabangnya tumbuh bebas begitu saja. Lain kali, pasti akan saya coba praktikkan deh. Untuk mengendalikan hama dan penyakit, saya hanya menggunakan fungisida yang dikocor di pangkal batang dan sekitar perakaran setiap satu bulan sekali. Saya sangat menghindari penggunaan insektisida jika tidak benar-benar diperlukan, untungnya, tidak ada hama apa pun yang menyerang selama saya menanam melon ini.

Tanaman usia 25 hari
Bagi saya pribadi, tidak ada acuan khusus dalam pemupukan tanaman melon korea. Pemupukan dapat dilakukan dengan cara tabur, kocor dan semprot. Pada fase vegetatif, saya berikan pupuk  daun dengan kandungan nitrogen tinggi sejak tanaman berusia 14 hari setiap minggu. Bila sudah memasuki fase generatif pada usia 30 hari, saya berikan pupuk daun dengan kandungan fosfor tinggi untuk merangsang pembentukan bunga. Selain pupuk daun, saya menggunakan pupuk guano setiap dua minggu sekali sampai panen nanti. Nah, bunga jantan akan muncul lebih awal dan bunga betina akan menyusul mulai usia 40 hari, namun karena di lingkungan rumah saya sangat sulit untuk dilakukan penyerbukan alami (oleh angin, serangga ataupun penyerbukan sendiri), maka penyerbukan pun dilakukan secara buatan melalui perantara tangan (hand pollination) dan biasanya saya lakukan sebelum jam 9 pagi. Pada saat inilah dibutuhkan unsur kalium yang bermanfaat untuk mencegah kerontokan bunga sehingga dapat menjadi buah. Jika tidak sempat terserbuki, bunga betina tidak akan berkembang menjadi calon buah lalu menguning dalam 3-7 hari (sebaiknya dibuang saja karena tidak rontok sendiri). Di samping itu, kondisi basah akibat guyuran hujan juga dapat menyebabkan penyerbukan gagal. Sementara bila proses penyerbukan berhasil, calon buah pada bunga betina akan membesar dan berubah menjadi buah sempurna.

Lima hari setelah penyerbukan
Dalam pot, satu tanaman bisa menghasilkan 2-3 buah. Semakin banyak melon yang dihasilkan, maka semakin kecil pula ukuran buahnya. Melon korea memiliki umur panen berkisar 70–80 hari setelah tanam (hst). Melon yang telah matang dan siap panen ditandai dengan warna kulit yang berubah menjadi kuning (bukan kuning pucat), garis putih membujur di kulit buah sudah terlihat jelas, dan mengeluarkan aroma yang manis dan harum. Biasanya setelah kulit berubah kuning, saya diamkan dulu selama dua hari di pohon untuk memastikan melon tersebut benar-benar matang. Setelah dipetik, melon korea dapat bertahan selama lima hari pada suhu ruang atau disimpan dalam kulkas.

Abaikan tangan raksasa saya ya, melon korea sudah matang (tapi sepertinya kurang nutrisi sih)
Melon korea menjadi buah favorit kami di rumah. Bukan hanya digemari karena rasanya yang manis dan segar, melainkan juga banyak manfaat yang terkandung di dalamnya. Selain menjadi sumber vitamin C dan kalsium yang baik, melon ini dapat menurunkan resiko penyakit kanker. Kulitnya yang tipis dan bijinya yang kecil serta tidak keras juga dapat turut dikonsumsi bersama daging buah. Kabarnya, bijinya juga mengandung banyak nutrisi. Dengan kata lain, semua bagian buah bersifat edible alias bisa dimakan. Melon ini dapat disantap langsung, dibuat jus atau smoothie, sebagai campuran salad atau es buah, dan di Korea buah ini diolah menjadi acar bernama chamoe jangajji (참외장아찌).

Berdasarkan hasil percobaan menanam melon korea tadi, sepertinya melon ini tidak masalah untuk ditanam di daerah mana saja, selama daerah tersebut dapat ditumbuhi mentimun/melon jenis lainnya. Tentu saja ketinggian tempat, iklim, suhu udara, dan cuaca merupakan segelintir faktor yang berpengaruh pada tanaman melon, terutama ukuran dan tingkat kemanisan buah. Saya sendiri pun tidak tahu bagaimana kondisi yang cocok untuk menanam melon korea seperti di negara asalnya, namun tidak ada salahnya mencoba kan? (apalagi hanya untuk sekedar iseng seperti saya hehe). Yang perlu diingat adalah menanam di pot tidak akan sama suburnya dengan menanam di tanah langsung. Memang dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan ekstra dalam merawatnya, namun pasti ada kepuasan tersendiri ketika menikmati buah dari hasil menanam sendiri, bukan? ☺ Menanam melon korea sebaiknya dilakukan pada musim panas (Mei-Agustus), sebab menanam pada musim hujan dikhawatirkan memicu busuk akar, batang dan daun akibat kondisi lembab di mana cendawan dan bakteri lebih gencar menyerang pada musim tersebut. Sementara itu, buah yang dihasilkan pun akan terasa kurang manis dan hambar (bland).

FYI, melon korea ini merupakan percobaan pertama saya menanam tabulampot melon loh, saya jadi pengin deh menanam tumbuhan lainnya dari suku Cucurbitaceae. Baiklah, cukup sekian menanam secara sederhana dan ala kadarnya bersama saya. Sampai jumpa pada percobaan menanam berikutnya, ya! Annyeong!
Share:

Total Pageviews